Mimpi yang Hilang

Mimpi Yang Hilang 

Pada beberapa tahun yang lalu penulis sempat membaca suatu berita di mass media, bahwa ada seorang anak muda di negara Jepang ditahan polisi karena telah membajak sebuah bus sekolah. Penulis tidak akan membahas bagaimana proses penangkapan tersebut yang dilakukan sangat dramatis. Di sini penulis hanya akan membahas tentang alasan apa yang diberikan oleh sang pemuda tersebut sehingga dia nekad melakukan pembajakan terhadap bus sekolah. Alasannya dilihat secara sepintas sangatlah sederhana. Ya… anak muda tersebut membajak bus tersebut hanya karena ingin terkenal. Diliput di berbagai media dan menjadikannya orang yang sangat terkenal di negara tersebut. Mengapa contoh berita tentang pemuda tersebut penulis rangkaikan dengan judul Mimpi yang hilang. Akan lebih jelasnya kalau penulis uraian alasan utama yang melatarbelakangi kejadian tersebut. 
Menurut berbagai penelitian yang dilakukan secara independen oleh berbagai LSM di Jepang, ternyata banyak anak muda jepang yang telah kehilangan mimpinya. Mimpi di disini kalau lebih mudah diterjemahkan bagi kalangan muda di Indonesia adalah mimpi yang biasanya dihubungkan secara materi. Kalau kita bertanya kepada salah satu pemuda yang ada di negara kita, apakah mimpinya dalam waktu dekat ini. Maka jawabannya sangatlah beragam. Mulai dari mempunyai smartphone yang keren, motor yang bagus, mobil sport yang bonafid dan lain sebagainya. Namun apabila hal tersebut kita tanyakan kepada para kaum muda di Jepang sana, maka jawaban itu sangatlah sedikit kita jumpai kalau tidak bisa dikatakan tidak ada yagn menjawabnya. Hal ini tidak lain dan tidak bukan karena barang-barang yang menjadi impian kaum muda di negara kita ini, bagi kaum muda di jepang sudah dimilikinya. 
Impian untuk mendapatkan berbagi hal yang menurut anak muda di sini sangatlah sulit untuk diwujudkan, bagi kaum muda jepang tidaklah ada artinya. Karena seperti kita ketahui kemajuan negara tersebut sangatlah pesat dalam bidang ekonomi sehingga kaum muda di sana tinggal menikmatinya. Lantas apa yang dapat kita peroleh dari kasus tersebut di atas. Meraih mimpi yang sangat tinggi, atau mencari kebahagiaan hidup ini. Kalaupun mimpi yang hanya kita kejar maka pada suatu waktu akan mencapai titik jenuh seperti contoh kasus di atas. Memang kekayaan dunia juga merupakan hal yang harus kita kejar, sebagaimana frase kalimat kejarlah duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya. Namun kita juga harus membaca kelanjutan dari frase bahwa kita pun harus mengerjakan amal ibadah kita seakan-akan besok akan meninggal dunia. 
Maka untuk menyikapi mimpi yang hilang suatu saat nanti apabila negara kita semakin maju dalam bidang ekonomi, sangatlah perlu untuk menanamkan penggalan frase kedua yaitu beribadahlah seakan-akan besok akan mati. Mimpi dari frase yang kedua ini pasti tidak akan hilang dan menjadikan kaum muda kita tidak seperti anak muda negara-negara maju lainya yang telah kehilangan mimpinya. Penanaman mimpi kedua, bahkan bisa kitakan mimpi yang utama kepada generasi muda kita ini, bisa kita berikan dengan memberikan bekal yang baik bagi generasi muda untuk mengenal agama Islam lebih dekat. 
Memberikan pemahaman yang benar dengan berguru kepada para ulama sangatlah perlu untuk jangan panjang dalam menjaga agar anak muda tidak sampai pada hilang mimpinya. Disamping itu kita bisa juga menyertakan generasi muda kita dalam kegiatan-kegiatan keagamaan sehingga lambat laun akan tercipta rasa cinta yang mendalam terhadap agama Islam. semoga bermanfaat Terimakasih 
Penulis adalah Consultan Umroh di Travel Umroh Khazzanah Tour yang menyediakan berbagai paket umroh seperti : Paket Umroh Februari, Paket Umroh Maret, dll